Kamis, Juni 25, 2009

hai, pa kabar smua dah pada baca blog ku belom nich

Selasa, Juni 09, 2009

Menjadi Diri Sendiri...



Written by Fanya Ardianto
Tuesday, 18 April 2006
Konon, yang namanya rumput tetangga itu selalu lebih hijau dibandingkan rumput di halaman sendiri. Itu artinya orang lain sepertinya selalu lebih baik dari diri kita sendiri. Tapi apa iya sih begitu? Boleh jadi, perasaan tersebut lahir akibat salah satu kebiasaan manusia yang tidak pernah bosan membandingkan dirinya dengan orang lain.
Terlebih pemaparan Laurie Ashner dan Mitch Meyerson dalam bukunya When is Enough, Enough? menegaskan bahwa manusia itu adalah sosok yang dibesarkan untuk membandingkan, bersaing, serta meraih kemenangan. Sayangnya, dalam diri dan benak manusia selaku pembanding kerap muncul rasa tidak puas yang berlebihan. Sikap seperti ini tentunya tidak bisa dibiarkan begitu saja. Karena dikhawatirkan justru akan menjadi pemicu kegagalan. Oleh karena itu, selain mencoba kembali mengingat-ingat sejarah hidup diri kita sendiri selaku manusia, pun ada baiknya bila kita melakukan perenungan seperti berikut ini:
1. Kembali mengakrabi diri sendiri
Kepribadian Anda, apa pun wujudnya, jauh lebih menarik bahkan lebih penting daripada kepribadian mana pun milik orang lain yang akan Anda tiru. Benar kok. Karenanya, seseorang itu hanya perlu memperbaiki kualitas dirinya sendiri tanpa perlu menjadi orang lain. Lagipula, memusatkan perhatian serta berupaya menyamai apa yang dimiliki dan dicapai orang lain itu hanya memaksakan diri Anda menjadi imitator, saja lho.

2. Jadikan orang kepercayaan sebagai cermin
Bercermin adalah satu proses penting dalam diri seseorang yang tengah berupaya memahami siapa dirinya sebenarnya. Karenanya, jangan segan-segan bertanya tentang diri Anda kepada seseorang yang Anda percaya.

3. Yakinlah dengan intuisi Anda
Dalam diri seseorang seringkali muncul suara-suara misterius yang disebut dengan intuisi. Jangan salah, suara-suara tersebut boleh jadi justru erat hubungannya dengan kebenaran hakiki yang dimiliki oleh mereka yang mengalaminya. Kemunculan suara-suara tersebut bukan tidak mungkin sebagai pertanda atau isyarat. Karenanya, cobalah untuk percaya akan hadirnya intuisi dalam diri Anda.

4. Ketahui apa yang membuat Anda merasa iri
Jangan biarkan sikap iri menguasai Anda. Sikap iri merupakan emosi pasif yang justru akan menguras energi dan keberanian Anda habis-habisan. Mungkin saja Anda memang dihantui dengan segala pikiran tentang kegagalan, tapi bukan lantas semangat Anda menciut, dong. Cobalah untuk menghidupkan kembali impian-impian Anda yang belum terwujud. Rasanya ... nikmat sekali. Bahkan akan lebih nikmat dan memuaskan jika impian tersebut segera terwujud.

5. Berhenti mengisolasi diri
Isolasi sebetulnya bukanlah tameng yang baik dalam melindungi diri. Karenanya, bukalah mata Anda lebar-lebar serta perkukuh jaringan. Dengan begitu, Anda bisa bertemu banyak orang yang ternyata memiliki hal-hal yang ingin Anda miliki serta ketahui. Positifnya, siapa tahu Anda jadi mengetahui kalau keberhasilan yang didapat seseorang itu sebenarnya karena perbuatan curang atau kolusi misalnya. Nah, sekarang kembali ke diri Anda, irikah dengan keberhasilan macam itu? Tentu tidak bukan? So, jangan paksa diri Anda menjadi orang lain alias pede aja lagi menjadi diri sendiri.